Catur Brata Penyepian

Tak terasa sudah satu tahun berlalu, kembali ditahun 2011 ini umat Hindu akan merayakan Tahun Baru Saka 1933 yang jatuh pada tanggal 5 Maret 2011. Berbeda dengan tahun baru pada umumnya yang dirayakan dengan kemeriahan dan pesta kembang api, umat Hindu merapakan Tahun Baru Saka dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian. Adapun Catur Brata Penyepian yang dimaksud adalah Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan dan Amati Lelanguan. 

Amati Geni.
Amati geni dapat diartikan tidak menyalakan api. Api yang dimaksud disini adalah api yang berasal dari dalam diri kita sendiri seperti nafsu, amarah, ambisi dan sebagainya. Banyak sekali api yang ada pada diri kita yang perlu untuk dikendalikan semua ini biasanya terkait dengan kesenangan dan pemenuhan ego kita didalam menjalani kehidupan ini. Semua api tersebut bila tidak kita kendalikan bisa-bisa membakar dan menghancurkan kita yang pada ujungnya akan menenggelamkan kita pada kawah penderitaan yang sangat dalam. Dengan amati geni ini kita mencoba untuk belajar mengendalikan diri sendiri dari segala nafsu dan keinginan-keinginan untuk memuaskannya. Dalam praktinya selain mengendalikan diri kita dari nafsu, amarah serta ambisi, umat hindu juga tidak menyalakan lampu/api selama hari raya nyepi.

Amati Karya.
Amati karya dapat diartikan tidak melakukan kerja. Ini tidak berarti kita harus menjadi pemalas atau tidak melakukan kerja sama sekali melainkan kita tetap harus bekerja untuk pemenuhan kebutuhan dan tanggung jawab kita. Akan tetapi didalam bekerja kita tidak semena-mena sampai lupa dengan keadaan diri dan lingkungan kita, namun kita harus selalu sadar dan kita tetap menyediakan waktu untuk diri sendiri dan lingkungan. Waktu untuk diri sendiri diperlukan agar kita dapat melakukan perenungan dan meditasi sedangkan waktu untuk lingkungan diperlukan agar kita dapat bersosialisasi dengan keluarga maupun tentangga. Tidak melakukan kerja dalam hal ini dimaksudkan adalah dalam kita melakukan kerja lakukanlah kerja itu sebagai suatu pengabdian dimana kita bekerja tidak semata-mata untuk mengejar setoran belaka. Kita lakukan kerja juga sebagiannya dilakukan untuk bakti kita kepada yang telah menciptaka kita dan bagi orang-orang yang telah melakukan melakukan pengabdian dalam hidupnya. Adalah sangat beruntung bagi kita bila kita melakukan kerja sebagai pengabdian kepada Tuhan, sebagai sebuah perbandingan bila kita bekerja sama orang saja mendapatkan upah, bagaimana kalau kita bekerja untuk Tuhan upah yang kita peroleh tentu jauh lebih besar sesuai dengan kualitas kerja dan pengabdian yang sudah kita lakukan. Inilah yang patut kita renungkan.

Amati Lelungan.
Amati lelungan dapat diartikan tidak bepergian. Dalam hal ini bepergian yang dimaksud adalah bukan pada kontek bepergian yang sebenarnya akan tetapi lebih terfokus kedalam pikiran kita. Bila pikiran kita selalu kesana kemari, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah mencapai konsentrasi, padahal pada saat sekarang ini konsentrasi sangat dibutuhkan agar kita dapat melakukan segala sesuatunya lebih baik. Pikiran yang tidak bisa didiamkan akan membuat kita selalu terombang-ambing tanpa arah tujuan yang jelas.
Dengan melakukan brata ini (amati lelungaan) maka sedikit demi sedikit kita berusaha untuk mengendalikan pikiran kita sehingga menjadi focus. Kondisi focus atau terkonsentrasi ini akan sangat membantu kita didalam melakukan kegiatan ataupun pekerjaan apapun dengan lebih baik. dengan mulai terfokusnya pikiran kita, maka secara spiritual akan membuat kita bisa melakukan meditasi dengan lebih mudah. Dengan amati lelungaan ini kita berlatih untuk selalu membuat pikiran kita lebih banyak memperhatikan kedalam dan tidak selalu liar.

Amati Lelanguan.
Amati lelanguan dapat diartikan tidak menikmati hiburan. Hiburan jelas akan membuat pikiran kita menjadi segar setelah seharian sibuk bekerja, akan tetapi kondisi sekarang ini hiburan juga mempunyai kecenderungan membuat kita menjadi lupa diri. Banyak sekali hiburan yang tersedia mulai dari dalam rumah seperti perangkat elektronik dan sebagainya, apalagi di luar rumah sangat mudah untuk ditemukan dimana hiburan itu hanya membuat pikiran kita menjadi segar hanya sementara saja dan yang lebih parah lagi hiburan itu membuat kita menjadi ketagihan ataupun membuat sebuah keterikatan baru terhadap sesuatu hal. Dan tidak sedikit juga hiburan yang ada membuat kita terjerumus pada suatu kehidupan yang maksiat dan amoral.
Untuk itu kita perlu mengendalikan diri dan pikiran kita agar bisa mengurangi hiburan yang bersifat duniawi seperti itu. Dengan melakukan penarikan diri lebih jauh kedalam kita akan memperoleh hiburan lain yang lebih baik, dengan meditasi kita akan memperoleh ketenangan dan kenyaman yang lebih asalkan saja dilakukan dengan rela dan tanpa beban. Adalah lebih baik bila kita mampu untuk mencari hiburan ke dalam batin kita sendiri dengan berusaha melakukan meditasi dan perenungan yang mendalam asalkan saja kita tidak menjadi terikat dengan kesenangan sesaat yang diperoleh. Kita harus terus berusaha untuk meningkatkan diri dan mengenal jati diri kita yang sebenarnya.

Dikutif dari Indoforum

Selamat Tahun Baru Saka 1933. Mohon Maaf Lahir Bhatin.
Previous
Next Post »